Tiap kebudayaan memiliki hakikatnya sendiri. Tak terkecuali kebudayaan Jawa. Hakikat kebudayaan Jawa bisa diartikan sebagai ciri khusus dari kebudayaan itu sendiri. Misalnya bagi masyarakat Eropa, makan sembari berdiri adalah hal biasa.
Bagi masyarakat Jawa, makan sambil berdiri adalah hal tabu bahkan dilarang. Itulah contoh dari sebuah hakikat. Tak hanya pada sendi-sendi kehidupan, hakikat kebudayaan Jawa juga luas sifatnya. Untuk mengenal lebih jauh, simak ulasan berikut ini.
Mengenal Hakikat Kebudayaan Jawa di Kehidupan
Kebudayaan Jawa pada dasarnya mengutamakan keselarasan, keserasian, serta keseimbangan. Unsur kehidupan dalam budaya Jawa harus selau harmonis. Untuk hakikat kebudayaannya pun dibagi menjadi beberapa sub poin. Ini dia ulasannya.
-
Hakikat Alam Manusia
Kebudayaan Jawa memandang alam manusia dengan hakikatnya sendiri. Alam manusia secara hakikat adalah terciptanya masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan alam. Selain itu, pada hakikat ini masyarakat dianggap bisa berbaur dengan alam sehingga menciptakan keindahan hidup yang lebih menarik.
-
Hakikat Hubungan dengan Manusia
Kebudayaan Jawa mengatur perihal hubungan dengan manusia. Hakikatnya, hubungan dengan manusia menurut kebudayaan ini adalah bisa menciptakan komunikasi dan interaksi yang baik secara horizontal. Maksudnya berbuat baik dan bergaul dengan sesame manusia tanpa membedakan.
Tak hanya itu, hubungan vertikal juga harus dijalin. Maksudnya adalah hubungan dengan pemerintah, bangsawan, maupun orang-orang yang berkedudukan. Bagi yang berkedudukan di atas pun tidak diperkenankan semena-mena.
-
Hakikat Waktu Manusia
Waktu yang dimaksud bukanlah waktu pada umumnya. Maksud dari hakikat ini berhubungan dengan penciptaan kebudayaan. Waktu penciptaan kebudayaan tempo dulu dan saat ini dianggap berbeda. Hal ini menimbulkan hikmah bahwa tiap zaman pasti memiliki masa dan pembangunannya sendiri.
-
Hakikat Karya Manusia
Manusia dituntut untuk hidup dengan karya, tidak hanya makan dan minum. Budaya muncul karena karya manusia. Hal ini sifatnya berbeda tergantung kedudukan, gerak hidup, bahkan kondisi di suatu wilayah. Hakikat kebudayaan Jawa satu ini juga memandang kreatifitas sangat perlu dalam menciptakan sebuah karya.
Salah satu contohnya adalah bervariasinya karya kebudayaan Jawa. Dulu saat belum ada Wali Songo, budaya Jawa memiliki karya seni macapat. Kemudian saat Wali Songo berdakwah, tembang macapat pun diciptakan. Hanya saja esensinya tidak hanya untuk hiburan, melainkan sebagai sarana dakwah.
-
Hakikat Hidup Manusia
Manusia hidup tersebar mulai dari pesisir laut hingga pegunungan. Kondisi alam yang sifatnya berbeda ini tentu menciptakan kebudayaan berbeda. Inilah yang dimaksud hakikat hidup manusia. Meskipun masih satu daerah yang sama, sebuah kebudayaan bisa saja berbeda.
Misalnya wayang kulit lebih dikenal di kawasan Jawa Tengah, khususnya di pegunungan. Hal ini didasari pada melimpahnya kulit sapi sebagai bahan baku pembuatan wayang di daerah tersebut. Sedangkan di daerah Pantai Utara Jawa yang notabene jarang terdapat peternakan sapi, menggunakan wayang golek sebagai sarana hiburan.
Contoh Kebudayaan Jawa
Secara hakikat, kebudayaan Jawa memang sangat filosofis. Hal ini menciptakan banyak produk kebudayaan yang bahkan sampai sekarang masih eksis. Ini dia beberapa contohnya.
-
Batik Jawa
Batik Jawa merupakan salah satu karya seni terpopuler saat ini. Bahkan meskipun sudah ada di era modern, batik tetap eksis dan dikembangkan ke dalam berbagai model pakaian. Tiap motifnya memiliki arti tersendiri. Mulai dari kesuburan, keceriaan, hingga kekayaan.
-
Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan media hiburan yang digunakan masyarakat tempo dulu. Bahan baku pembuatannya dari kulit sapi atau lembu. Bahkan sejumlah Wali Songo menggunakan media wayang kulit untuk bisa lebih dekat dengan masyarakat.
-
Kraton
Kraton merupakan tempat tinggal seorang penguasa di tanah Jawa. Bahkan hampir di semua wilayah Jawa memiliki bangunan kraton. Walaupun sebagian ada yang sudah runtuh, tetapi ada yang sampai sekarang masih eksis. Contohnya Kraton Surakarta, Kraton Yogyakarta, hingga Kraton Kasepuhan Cirebon.
Membahas tentang hakikat kebudayaan Jawa memang seolah tiada habisnya. Apalagi Suku Jawa umurnya sudah sangat tua sehingga menampilkan banyak produk kebudayaan yang menarik. Sebagai generasi muda, melestarikannya sudah menjadi tanggung jawab kita semua.